Selasa, 01 September 2009

Menentukan Pasangan Yang Baik

Menentukan Calon Pasangan yang baik

Untuk mendapatkan calon pasangan yang baik harus diamati bibit, bebet dan bobot calon pasangan.

Yang dimaksudkan pengamatan bibit meliputi asal-usul calon pasangan. Hendaknya diusahakan calon pasangan berasal dari keluaga baik-baik artinya bukan dari keluarga yang gemar mabuk-mabukan, penjudi, pemarah/emosional, pembohong, pencuri, gemar memerkosa, gemar memerkosa, gemar memfitnah, penggemar black magic dan lain-lainya yang merupakan perwujudan dari sifat-sifat sadripu dan sadatatayi. Bila memungkinkan supaya diusahakan mendapatkan calon yang bisa diajak membangun keluarga Sukhinah dari kelahiran Suwargacyuta yaitu orang-orang yang berbahagia turun lahir dari sorga dengan cirri-ciri : tidak sakit-sakitan ( Arogya), disayangi oleh sesamanya (Rati), berssifat ksatrya( Curatwa), berbhakti kepada Ida Sanghyang Widhi (Dewasubhaktih), murah rejeki (kanakalabha) dikasihi oleh orang besar (Rajapriyatwa), Pembrani (Cura), bijaksana dalam segala ilmu pengetahuan (Krtawidya), peramah (Pryamwada). Kesemuanya ini adlah cirri kelahiran sorga dan penjelmaan dari orang melakukan dharma yang suci dahulunya (I Gusti Agung Oka, 1994 :24-25)

Yang dimaksud dengan pengamatan tentang bebet atau penampilan. Hendaknya menghindari orang kelahiran Neraka cyuta dengan cirri-ciri sebagai berikut :Mandul (Anapatya), wandu (Akamarasa), mempunyai penyakit asma ( Pitti), bisu (kujiwa) berbicara tidak jelas (Clesma) dan orang berambut kemerah-merahan dan badannya cacat. Tetapi yang pantas dinikahi mempunyai nama yang pantas dan badannya tidak cacat, jalannya seperti seekor angsa, giginya kecil-kecil berbadan lembut ( I Gede Pudhja, M.A, 2002 :132-133)

Yang dimaksudkan dengan pengamatan tentang bobot , ini banyak diatur dalam Canakya Nitisastra maupun dalam Weda Smrti III.7 yang menyatakan: Keluarga yang tidak hirau pada upacara suci, tidak mengerti ajaran weda /agama hendaknya dihindari untuk dijadikan calon pasangan. Salah satu susatra Veda menegaskan bahwa :

Akara iringngita irgatya cesta bhasitena ca;

Natrawaktrawikarena jayate ca pariksitah

Maksudnya seseorang harus diuji dengan melihat tampilan luarnya berupa caranya berjalan, gerakgeriknya, perbuatannya, tutur katanya ( I Gusti Agung Oka, 1993 :169)

Dalam menejemen modern hendaknya mempertimbangan pengetahuan (knowledge), ketrampilan yang dimiliki (Skill) dan tata laku kesahariannya (Attitude)nya

Kelahiran Neraka cyuta yang dihindari dalam memilih pasangan, juga dilarang adalah masih hubungan sepupu dari keluarga Purusha, Arudaka namanya, saling ambil (Pasikuh-paha), suami istri pernah keponakan (Angemban Ari), kawin dengan tumin ngarep (Anglangkahi sanggar), mengawini janda beranak bila sudah punya anak laki-laki ,Ekajanma namanya (Suwidja,1992 :101).

Tidak ada komentar: